01 Februari 2013
BERSAHAJA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
“Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (QS. Al Baqarah : 213).
Kebahagiaan itu ada dalam sikap bersahaja (sedang-sedang saja), tidak melampaui batas. Dan tidak bersikap ogah-ogahan, sikap terlalu berlebihan dan melalaikan. Kesahajaan adalah jalan ketuhanan (manhaj Illahi) yang akan mencegah seorang hamba agar tidak terjebak ke dalam dua sisi yang sangat ekstrim itu. Karakteristik Islam sendiri adalah ilmu dan amal dengan ruh dan jasad dan dengan akal dan konsep sekaligus.
Bersikap bersahaja akan membuat manusia bahagia. Bersahaja dalam ibadah artinya jangan terlalu berlebihan, karena sikap yang demikian akan merusak fisik, memadamkan kobaran semangat dan ketahanan dalam bekerja. Jangan pula bersikap ogah-ogahan, setengah hati, karena kemudian dapat menyebabkan manusia meninggalkan hal yang bersifat nafilah, yaitu mengabaikan yang fardhu dan bergantung pada harapan-harapan kosong.
Bersahaja dalam berinfak artinya tidak menghambur-hamburkan harta, sehingga kemudian menjadi orang yang merana. Jangan pula terlalu kikir terhadap yang dimiliki, sehingga menjadi tercela dan dijauhkan dari rahmat Allah.
Bersahaja dalam berakhlak berarti bersikap diantara ketegasan yang melampaui batas dan kelembutan yang tidak berdaya, antara kemurahan hati yang kelewatan dan tertawa yang terpingkal-pingkal, antara mengucilkan diri hingga tak kenal lingkungan dan berbaur dengan masyarakat sehingga lupa segalanya.
Bersahaja dalam menyikapi masalah, menilai sesuatu dan bergaul dengan orang lain, sebaiknya jangan berlebihan, sehingga justru meringankan timbangan nilai. Tidak mengabaikan hingga pokok kebaikannya tidak tersentuh. Berlebihan adalah adalah pemborosan dan foya-foya, sedangkan mengabaikan adalah kering.
Sebenarnya kebaikan ada diantara dua keburukan yaitu antara sikap berlebihan dan mengabaikan. Kebaikan itu berada diantara dua kebatilan, karena kebatilan yang melebih-lebihkan dan kebatilan karena enggan. Kebahagiaan itu terletak diantara dua kesengsaraan antara kesengsaraan sebagai akibat bertindak tanpa perhitungan dan kesengsaraan sebagai akibat terlalu takut berbuat.
Menahan diri adalah upaya yang harus dapat dilakukan untuk dapat bersikap bersahaja.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Pustaka :
DR. ‘Aidgh ibn Abdillah al QarniIntisari Laa Tahzan, Tersenyumlah Cambuk Spiritual Seorang Mukmin. Pustaka Kaona, 2008..
Label:
SYIAR BUNDA KEKE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar