Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
“Hai orang-orang yang
beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual
beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at.
Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim” (QS Al Baqarah : 254).
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa” (QS Al Baqarah : 276).
”Barangsiapa
bersedekah senilai satu biji kurma yang berasal dari mata pencarian yang baik,
dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya Allah akan
menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya
sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah
itu menjadi (besar) seperti gunung” (HR Al Bukhari).
”Pahala amalan dan kebaikan yang
bakal menghampiri seorang mukmin sepeninggalnya ialah ilmu yang ia amalkan dan
sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan, mushaf yang ia tinggalkan, masjid
yang ia bangun, rumah untuk orang yang dalam perjalanan yang dia bangun, sungai
yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya dikala sehat dan
hidupnya, maka ia akan menghampiri sepeninggalnya” (HR Ibnu Majah dan Al
Albani).
Waktu itu, kaum
fakir dari golongan Muhajirin mendatangi Rasulullah SAW dan berkata : ”Wahai
Rasulullah, orang-orang kaya telah memperoleh kedudukan tinggi dan nikmat
abadi”. Beliau bertanya : ”Apa itu ?”. Mereka menjawab : ”Mereka shalat
sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami berpuasa, mereka bersedekah,
tetapi kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan budak, tetapi kami tidak”.
Menanggapi hal itu,
Rasulullah bersabda : ”Maukah kalian aku ajari sesuatu yang dengannya kalian
dapat mengejar orang-orang yang mendahului kalian dan membalap orang-orang
sesudah kalian, dan tidak seorangpun yang lebih baik dari kalian, kecuali
orang-orang yang melakukan seperti apa yang kalian lakukan”. Mereka menjawab :
”Tentu, ya Rasulullah”. Beliau bersabda : ”Kalian membaca tasbih, takbir dan
tahmid setiap usai shalat sebanyak 33 kali”.
Kemudian kaum fakir Muhajirin itu kembali
mendatangi Rasulullah SAW dan berkata : ”Saudara-saudara kami yang kaya itu
mendengar tentang apa yang kami lakukan lalu mereka melakukan hal yang sama”.
Maka Rasulullah SAW bersabda : ”Itu adalah karunia Allah yang diberikan kepada
siapa saja yang Dia kehendaki”. Demikianlah dialog antara kaum fakir Muhajirin
dan Rasulullah SAW yang terdapat dalam Kitab Shahih Muslim.
Demikianlah
suasana berlomba dalam kebaikan. Di satu sisi, para sahabat dari kalangan fakir
Muhajirin tersebut ingin menang, namun di sisi lain terkendala oleh harta.
Namun standar kemuliaan seseorang di sisi Allah adalah takwa, bukan harta.
Allah menyuburkan sedekah, sedekah merupakan amalan yang utama. BagiNYa memberi
lebih baik dari pada menerima. Sedekah adalah merupakan obat, sarana untuk
kesembuhan, menghapus dosa dan kesalahan, penghalang dari neraka,
merupakan bukti keimanan kepada Allah dan merupakan pintu kebaikan yang dapat
dimasuki oleh setiap orang.
Sedekah tidak
harus dengan materi, namun dapat dilakukan dengan :
1.
Perbuatan :
- Bekerja dengan
tangannya, mengambil sebagian untuk dirinya dan bersedekah darinya.
- Membantu
orang yang teraniaya yang membutuhkan pertolongan.
- Menjauhkan diri dari kejelekan, berbuat
kebaikan kepada orang lain (menunjukkan jalan, memberikan air minum, memberikan
pinjaman, menahan diri dari perbuatan jahat, menafkahi keluarga, senyum,
menyingkirkan duri dari jalanan dan beramal dengan ilmu yang dimiliki).
- Berlaku adil dan mendamaikan antara dua orang.
- Setiap
langkah menuju shalat, shalat dan berpuasa, Shalat Dhuha dua raka’at, keluar
rumah dengan keadaan suci untuk melaksanakan shalat fardhu/sunnah, setelah
shalat Subuh berjamaah berdzikir hingga terbitnya matahari lalu shalat dua
raka’at.
- Menjaga kebersihan masjid.
- Menanam tanaman.
2.
Lisan :
- Berdzikir
(membaca tahlil, tahmid dan tahlil).
- Membaca La Ilaha illalahu
wahdahu la syarikalah (tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan segala pujian. Dialah yang berkuasa
atas segala sesuatu).
- Berkata yang baik (amar makruf nahi mungkar).
- Mengucapkan salam.
Masihkah kita
menolak untuk bersedekah?
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Daftar Pustaka :
-
Syamil Al Qur’an, Al Qur’an & Terjemahnya Edisi
Tajwid, PT. Syaamil Cipta Media, 2006.
-
Fahrur Mu’is, Sedekah Tanpa Uang, Cara Mudah Sedekah Tanpa Menunggu Kaya,
Aqwam, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar